PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (terkenal dengan nama singkatan PT HM Sampoerna Tbk, adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri rokok di Indonesia. HM Sampoerna merupakan salah satu pemimpin pasar dan yang terbesar dalam industri rokok nasional, dengan kantor pusat berada di Kota Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya dimiliki oleh keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Liem Seeng Tee, seorang imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok bersama istrinya, Siem Tjiang Nio, pada tahun 1912 mulai merintis usaha rokok kecil-kecilan di warung mereka di Ngaglik, Surabaya, yang dijajakan oleh dirinya dengan sepeda. Liem saat itu sudah memiliki pengalaman meracik dan melinting rokok dari pekerjaan sebelumnya di sebuah pabrik rokok yang ada di Lamongan. Untuk memformalkan usahanya, pada tahun 1913, Liem memulai produksi rokoknya secara komersial dalam wadah Handel Maatschappij Liem Seeng Tee dengan produk awalnya hanyalah kretek yang dilinting dengan tangan di Surabaya. Rokok kretek ini kemudian dikenal dengan nama “Dji Sam Soe” (234, jika dijumlahkan menjadi 9, “angka keberuntungan” Liem). Konon, kemasan Dji Sam Soe, yang telah digunakan sejak 1914, tidak pernah direvisi hingga 2000.
Seiring pesatnya pertumbuhan usaha, Liem meresmikan perusahaannya dengan nama baru, yaitu NVBM Handel Maatschappij Sampoerna di tahun 1930. Nama “Sampoerna” digunakan sebagai harapan agar produk-produk yang dihasilkannya memang yang terbaik. Dua tahun kemudian, produksi rokok Sampoerna dipindahkan Liem ke bangunan yang berdiri di atas lahan 1,5 ha di Jembatan Merah, Surabaya yang dibelinya dari Jongens Weezen Inrichting, sebuah eks-panti asuhan. Gedung ini kemudian diberi nama “Taman Sampoerna” yang juga difungsikan sebagai teater. Bisnis rokok Sampoerna selanjutnya berkembang pesat, dengan memiliki 1.300 karyawan dan memproduksi 3 juta batang/minggu. Permintaannya bahkan membeludak sehingga pelanggan dan agen harus menunggu beberapa minggu demi mendapat pesanannya.
Pada Oktober 1988, keluarga Sampoerna melakukan restrukturisasi terhadap usaha rokok miliknya. PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas mengambilalih aset, operasional dan merek (seperti Dji Sam Soe dan Sampoerna Hijau) dari PT Handel Maatschappij Sampoerna. PT PD dan Industri Panamas kemudian berganti nama menjadi namanya saat ini, yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna di waktu yang sama. Pada tanggal 15 Agustus 1990, PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna menjadi perusahaan publik dengan melepas 27 juta (15%) sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga penawaran Rp 12.600/lembar.
Di tahun 1990, PT HM Sampoerna tercatat memiliki 20.000 karyawan, dan setahun setelahnya, tercatat Sampoerna memproduksi 64 juta batang rokok/minggu, naik dari 21 juta batang pada 1980. Memasuki tahun 1995-1996, Sampoerna memiliki kapasitas produksi rokok 170 juta batang/minggu yang kemudian menjadi 660 juta dan dibantu 14 mesin produksi dan 21 mesin pengemasan. Di tahun 2004, Sampoerna sudah memiliki 19,4% pangsa pasar rokok nasional, produksinya mencapai 41,2 miliar batang, dan memperoleh keuntungan Rp 15 miliar. Promosi-promosi kreatif juga dilakukan baik below dan above the line untuk menggenjot penjualan kepada konsumen.
Pada 15 Maret 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris International (PMI), yang dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai US$ 5,2 miliar akan semakin mengukuhkan posisi Philip Morris di pasar rokok dunia. Akuisisi ini terbilang mengejutkan, karena Sampoerna tercatat memiliki kondisi keuangan yang sangat baik ketika dijual oleh Putera Sampoerna. Putera tercatat mendapatkan dana Rp 18,5 triliun pasca penjualan ini, yang kemudian digunakannya untuk terjun ke bisnis lain yang terpisah/berbeda dari bisnis sebelumnya di bidang rokok, di bawah Sampoerna Strategic Group yang memfokuskan usahanya pada agroindustri. Dari awalnya hanya mengakuisisi 40% saham Putera, dengan tender offer, kepemilikan PMI di perusahaan ini mencapai 97% pada 18 Mei 2005.
Sempat tersiar kekhawatiran seperti bahwa PMI akan mengubah bisnis Sampoerna ke produksi mesin sehingga merumahkan ribuan karyawannya. Sebelum akuisisi, di Indonesia Phillip Morris tercatat sudah memasarkan merek rokok seperti Marlboro dan Longbeach. Selama lebih dari 10 tahun, Sampoerna memimpin pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 32,2% pada tahun 2019. Sampoerna saat ini memiliki pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pasuruan, Malang, Karawang, dan Probolinggo, dengan kantor pusat di Surabaya dan kantor perwakilan utama di Jakarta. Selain itu, Sampoerna juga bekerja sama dengan 38 Mitra Produksi Sigaret yang pabriknya tersebar di pulau Jawa dan secara bersama-sama mempekerjakan sekitar 37.700 orang dalam memproduksi produk-produk Sigaret Kretek Tangan. Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui 112 lokasi kantor cabang zona, kantor penjualan dan pusat distribusi di seluruh pelosok Indonesia.
Saat ini PT HM Sampoerna Tbk sedang membuka lowongan pekerjaan untuk penempatan Gresik pada bulan Maret 2023. Berikut adalah posisi dan kualifikasi yang dibutuhkan:
Supervisor Retail Engagement – Gresik
Your ‘day to day’:
- Planning, monitoring and controlling the implementation of trade marketing activities
- Managing, implementing, and evaluating territory and channel’s strategy to ensure excellent execution in line with outlet’s potency and consumer preference
- Managing and implementing strong business relationships with all stakeholders
Who we’re looking for:
Our success depends on our talented employees who come to work here every single day with a sense of purpose and an appetite for progress. Join PMI and you too can:
- Minimum Bachelor’s degree (S1) in any major with minimum GPA 3.00
- Minimum 3 years work experience in field sales with supervisory experience, preferably in FMCG
- Good analytical thinking, problem solving, and communication skills
- Proven leadership and organizational savvy
- Fast learner and able to work in minimum guidance and supervision
- Capacity to understand the field sales functions (territory management, distributor business process, salesman productivity, excellence in execution)
- Able to operate Computer literacy (Ms. Office) especially Ms. Excel
- Strong analytical skills and are comfortable dealing with numerical data
- Fast learner and able to work in minimum guidance and supervision
- Proven leadership and organizational savvy
- Having a driving license (SIM) type A
- Passionate to work in field and also to be placed in Gresik